Awal tahun 2022 Adscientific Index merilis World Top 100 World Scientist and University Medical and Health Science Rangkings 2022. Lembaga ini merupakan salah satu lembaga indeks terkemuka di dunia dalam bidang ilmu medis dan kesehatan telah merilis 100 peneliti terkemuka.
Dua nama dosen pengajar Ilmu Kesehatan Masayarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang masuk dalam deretan 100 besar peneliti subjek Medical dan Health Sciences bidang Epidemiology dan Kesehatan Masyarakat versi Adscientific Index Alper-Doger yakni Prof Ari Natalia Probandari,dr.,MPH.,Ph.D dan Prof Bhisma Murti,dr.,MPH.,M.Sc.,Ph.D hal ini juga menjadi sebuah kebanggan dan motivasi untuk memacu semangat para staff pengajar khususunya di Fakultas Kedokteran UNS untuk terpacu dalam melakukan penelitian dan publikasi.
Dikutip dari situs AD Scientific Index, disebutkan Indeks Ilmiah Alper-Doger dikembangkan oleh Prof. Dr. Murat ALPER (MD) dan Associate Prof. Dr. Cihan DOGER (MD) dengan menggunakan nilai total dan 5 tahun terakhir dari indeks i10, indeks-h, dan skor kutipan di Google Scholar, selain itu, digunakan rasio nilai 5 tahun terakhir terhadap total nilai indeks tersebut di atas. Menggunakan total sembilan parameter.
“AD Scientific Index” menunjukkan peringkat seorang ilmuwan individu berdasarkan 112 riset di bidang : Pertanian & Kehutanan, Seni, Desain dan Arsitektur, Bisnis & Manajemen, Ekonomi & Ekonometrika, Pendidikan, Teknik & Teknologi, Sejarah, Filsafat , Teologi, Hukum/Ilmu Hukum dan Hukum, Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Sosial dan 256 cabang ilmu lainnya.
AD Scientific Index merupakan sistem analisa dan perankingan berdasarkan permorfa ilmu pengetahuan yang diproduksi peneliti.
Seorang peneliti harus memproduksi banyak publikasi ilmiah berupa jurnal dan buku dan pemikirannya dikutip dalam banyak penelitian untuk bisa masuk dalam AD Scientific Index.
Paten yang dihasilkan peneliti juga menjadi indikator penilaian. Indikator itu bisa ditinjau dalam Google Scholar, Scopus, Publons, Google Scholar dan laman ilmu pengetahuan lain. Nilai publikasi dari masing-masing sumber tersebut berbeda-beda.
Memiliki banyak publikasi mengindikasikan peneliti tersebut produktif. Indonesia memiliki banyak keunggulan di bidang kekayaan bahan alam yang dapat dijadikan bahan obat. Sehingga riset-riset bahan alam untuk dijadikan obat tentuya sangat bermanfaat untuk bidang kesehatan.